Dr. Murpin Josua Sembiring, S.E., M.Si., dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Rektor Universitas Widya Kartika periode 2013-2017. Dia menggantikan Rektor Uwika periode 2009-2013, Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc., yang masa tugasnya telah berakhir. Serah terima jabatan dan pengukuhan dilaksanakan pada Selasa, 30 April 2013 di Hall lantai 4 kampus Uwika.

Dalam sabutanya, Dr. Murpin mengatakan, salah satu tantangan perguruan tinggi swasta di Jawa Timur khususnya, dan Indonesia pada umumnya, adalah tentang profil keluaran/lulusan. Yaitu: kejujuran dan ketangguhan masih rendah, minim insiatif dan karsa, lemahnya kemampuan kerjasama dengan orang lain, dan jiwa kepemimpinan yang lemah. Selain itu, mereka sulit mengakui pendapat orang lain, belum berani mengemukakan pendapat yang rasional dan bertanggungjawab, serta mengharapkan dapat kerja bukan menciptakan lapangan kerja (entrepreneurship).

Lebih jauh, profil keluaran perguruan tinggi menjadi semakin buruk karena tidak ada link dengan kebutuhan demand. “Setiap kali wisuda, sepertinya hanya menjadi mesin penambah pengangguran intelektual baru. Ini terjadi  karna minimnya pola authentic learning, pebisnis-industri-pabrikan tidak saling berkontribusi dengan dunia perguruan tinggi untuk mempertajam kurikulum yang tepat dan dibutuhkan. Proses belajar mengajar yang terlalu umum menimbulkan dis-orientasi/tidak focus kepada demand,” katanya.

Dr. Murpin Josua Sembiring, S.E., M.Si. (kiri) bersama Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc.

Dia menambahkan, dalam Higher Education Long Terms Strategy (HELTS), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) telah memperkenalkan paradigma pendidikan tinggi dengan empat unsur utama. Yaitu otonomi, akuntabilitas, akreditasi, dan evaluasi. Hal itu sebagai upaya meningkatkan kualitas secara berkelanjutan dan titik tolak penataan Sistem Pendidikan Tinggi menghadapi Tahun 2020. Produk dan proses pendidikan tinggi dituntut untuk memenuhi seperangkat standar tertentu sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat pengguna. “Kreativitas, ingenuitas, dan produktivitas perguruan tinggi akan lebih baik apabila dikelola secara luwes dan mandiri berdasarkan asas otonomi yang bertanggungjawab, memanfaatkan prinsip?prinsip entrepreneurship,” lanjutnya.

Menurutnya, institusi perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat harus lebih memusatkan kegiatannya pada penguasaan pengetahuan (knowledge acquisition). Bukan hanya sebagai pusat kegiatan belajar?mengajar dalam kerangka diseminasi pengetahuan (knowledge dissemination), namun perguruan tinggi seharusnya menjadi pusat keunggulan intelektual (center of excellence and intellectual enterprises) yang sebesar-besarnya bermanfaat bagi masyarakat luas bangsa dan negara.

“Dalam lima dekade terakhir ini, perguruan tinggi di seluruh dunia telah berlomba?lomba untuk memutakhirkan infrastrukturnya, kualitas pengelolaan dan SDM perguruan tinggi agar dapat memastikan menjadi institusi yang unggul dan menjadi rujuk?mutu (benchmark) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” bebernya.

Dalam kesempatan tesebut, Dr. Murpin juga mengajak seluruh civitas akademika untuk mari bersatu padu dalam satu kualitas kebersamaan yang harmonis. Selain itu, tiap elemen harus mampu menjadi lokomotif untuk membesarkan Universitas Widya Kartika. “Cara lama dengan hasil yang lama kita syukuri dan cermati. Saatnya kita menemukan peluang-peluang, cara-cara baru, pola pikir dan formula baru, strategi dan taktik baru untuk mencapai hasil-hasil baru yang lebih maju sebagai bagian proses kejayaan Universitas Widya Kartika Surabaya. Pada saya tiada semua jawaban. Namun dengan saya, terbuka segala kemungkinan,” ungkapnya.

 

Dokumentasi acara
apresiasi dari relasi

Leave a Comment